1. Keingkaran manusia dimasa Nabi Isa as.
Melakukan pembunuhan kepada Rasulullah terjadi pada masa ini.
Isa as. adalah salah satu manusia sekaligus sebagai utusan Allah yang kelahirannya tidak diikuti atau didampingi syetan, karena Allah mengaruniai Roh suci secara langsung dariNya dengan sabdaNya “ KUN ” (jadilah) tanpa melalui nafsu syahwat sebagaimana manusia-manusia lain didunia.
Isa as. atau Isa Al Masih (tidak berbapa) yang juga bernama Yesus kemudian oleh murid-murid dan pengikutnya disebut juga dengan sebutan Yesus Kristus (Yesus yang suci), dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea di-zaman raja Herodes oleh seorang wanita bernama Maryam (Maria) dari keluarga Ali Imron yang dikasihi Allah.
Allah berfirman :
Ingatlah ketika Malaikat berkata kepada Maryam : “ sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikan dan melebihkanmu dari wanita-wanita lainnya didunia “. (Q. S. 3 - Ali Imran – 42)
Allah berfirman :
Ingatlah pula ketika Malaikat berkata : “ Hai Maryam ! Sesungguhnya Allah menyampaikan berita gembira dengan kata cipta (Kun) jadilah Al Masih (tanpa bapa), Isa bin Maryam, orang terhormat didunia dan diakherat, termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah. (Q. S. – 3 / Ali Imran – 45)
Maryam berkata :
“ Yaa Allah ! Bagaimana aku dapat memperoleh anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun ? “. Allah berfirman dengan perantaraan Malaikat Jibril : “ Begitulah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Bila Dia menghendaki sesuatu, hanya tinggal mengucapkan saja “ Kun “ lalu jadilah ia. (Q. S. 3 / Ali Imran – 47)
Allah berfirman :
Dia dapat berbicara dengan orang lain ketika masih didalam kandungan dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk orang baik-baik. (Q. S. 3 – Ali Imran – 46)
Allah berfirman :
Allah akan mengajarkan kepadanya menulis dan membaca Kitab-kitab suci, ilmu kebijaksanaan, Taurat dan Injil. ( Q. S. 3 / Ali Imran- 48 )
Taurat dan injil diajarkan Allah kepada Isa as. sejak ia berada didalam kandungan ibunya, karena itu setiap ucapan atau ajaran Isa as., kemudian oleh murid-muridnya atau penganut-penganutnya diyakini sebagai Firman Allah.
Tanda mukjizat Isa as dapat menghidupkan burung yang dibuat dari tanah liat dan menghidupkan orang mati, hanya Allah-lah pemiliknya, karena itu Isa as. oleh pengikutnya dianggap sebagai anak Allah yang kemudian disebut dengan Tuhan Yesus sedangkan Allah sendiri disebut dengan Allah Bapa atau Tuhan Bapa.
Isa as. bersabda :
“ Aku datang membenarkan kitab Taurat yang datang terlebih dahulu dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian dari apa yang dahulu sudah pernah diharamkan kepada kalian dan aku datang dengan membawa mukjizat dari Tuhan kalian. Karena itu bertakwalah kalian kepada Allah dan taatlah kepadaku ! “ (Q. S. 3 – Ali Imran - 50)
Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan juga Tuhan kalian; sembahlah Dia ! Inilah jalan yang lurus. ( Q. S. 3 / Ali Imran- 51).
Isa as. bersabda sebagai berikut :
Kasihilah Allah Tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Hukum yang kedua : Kasihilah sesama manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah seluruh dasar hukum Taurat dan kitabnya para nabi. {Injil Matius 22 ( 37/40 )}
Bukan yang masuk kedalam mulut yang menajiskan orang melainkan yang keluar *) dari mulut itulah yang menajiskan. {Injil Matius 15 ( 11 )}
*) bukan hanya makanan tetapi juga termasuk kata-kata yang kotor dan jorok itupun dianggap najis.
Dikisahkan salah seorang murid Isa as. bertanya : Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal ?
Isa as. menjawab :“
Mengapa kau katakan aku baik ? Tak seorangpun yang baik selain Allah. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah ; Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, ja-ngan mengurangi hak orang, hormatilah ayah dan ibumu “.
Muridnya menjawab :
Semuanya telah kuturuti sejak masa mudaku.
Isa as. menjawab :
“ Hanya satu lagi kekuranganmu :
Pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikan itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah aku “.
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab ia banyak hartanya ( ia orang kaya ).
Melihat hal demikian Isa as. bersabda kepada murid-muridnya yang lain :
“ Wahai anak-anakku, alangkah sukarnya masuk Syurga. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk Syurga “. {Injil Markus 10 ( 18/26 )}
Injil ini tertulis didalam Al Qur’an Al “Adiyat – Q. S. 100 – 6/8.
Allah berfirman :Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar kepada Allah dan tidak berterima kasih. Meskipun didalam hati kecilnya dia mengerti, tetapi dia tetap bakhil, karena cintanya kepada harta. (Al ‘Adiyat – Q. S. 100 - 6/8)
Ajaran Isa as. (Isa Al Masih) :
Tentang mengasihi .
Isa as. bersabda kepada murid-muridnya :
“ Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membencimu ; mintalah berkat bagi orang yang mengutukmu ; berdoalah bagi orang yang mencacimu, barang siapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barang siapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu dlsb. “ {Injil Lukas 6 (27/30)}.
Tentang menghakimi .
Isa as. bersabda kepada murid-muridnya :“
Janganlah kamu menghakimi 1*), maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum 2*) maka kamupun tidak akan dihukum ; ampunilah maka kamupun akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu “ {Injil Lukas 6 ( 37/38 )}.
1*) maksudnya mencela orang.
2*) maksudnya menyalahkan orang.
Injil ini bermaksud menerangkan bahwa setiap perbuatan manusia, baik atau buruk, pasti ada balasannya.
Tentang kekuatan iman.
Dikisahkan Isa as. kedatangan orang yang anaknya menderita penyakit dan sangat menderita dan berkata : “ Aku sudah membawanya kepada murid-muridmu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.
Isa as. bersabda:“
Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal diantara kamu ? berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu kemari “! Dengan keras Isa as. menegor dia, lalu keluarlah Syetan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga “.
Ketika Isa as. sendirian datanglah murid-muridnya lalu bertanya :“ Mengapa kami tidak dapat mengusir Syetan itu ?”
Jawab Isa as. kepada muridnya :
“ Karena kamu kurang percaya, sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman besarnya sebutir biji sawi saja, maka kamu dapat memindahkan gunung ini dengan hanya berkata : “ Pindahlah dari tempat ini kesana “ maka gunung ini akan pindah. dan tak akan ada yang mustahil bagimu “. {Injil Matius 17 ( 14/20 )}.
Tentang memberi sedekah.
Isa as. bersabda :
“ Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Allah melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu “. {Injil Matius 6 ( 3/4 )}.
Meskipun Isa as. telah banyak mengajarkan kebajikan dan cara-cara beribadah yang benar kepada Allah swt. namun ajaran-ajaran kebajikan tersebut, dianggap ancaman dan akan meruntuhkan kekuasaan penguasa waktu itu, dan bahkan ada murid Isa as. (Yudas) yang mengkhianatinya dan berpihak pada penguasa pada waktu itu.
Yudas berkata kepada orang-orang Yahudi yang akan menangkap Isa as. bahwa orang yang bertemu dan dicium tangkaplah, dia itulah Isa as. ( maksud Yudas untuk menggugah Isa as agar melawan dengan kekerasan kepada Penguasa waktu itu, tetapi tidak berhasil, karena Isa as. cinta pada perdamaian ).
Sudah menjadi kebiasaan hukum waktu itu tiap-tiap hari raya membebaskan satu orang hukuman atas pilihan orang banyak.
Saat itu bersamaan dengan ada seorang penjahat besar yang bernama Yesus Barabas dibawa bersama Isa as. yang dikenal dengan Yesus Kristus, dihadapkan pada orang banyak untuk memilih siapa salah satu diantaranya yang harus dibebaskan.
Oleh karena orang-orang telah banyak dihasut dan disesatkan oleh orang-orang Yahudi yang merasa terancam akan dihancurkan oleh ajaran-ajaran Isa as. maka mereka lebih memilih Yesus Barabas yang dibebaskan, sedangkan Isa as. yang juga bernama Yesus Kristus itulah yang harus dihukum mati.
Menurut keyakinan pengikut-pengikut Isa as. yang mereka sebut dengan Yesus Kristus, hukuman matinya dilaksanakan dengan disalib, karena waktu itu hukuman mati kepada para penjahat besar dilaksanakan dengan cara disalib dan Isa as. oleh kaum Yahudi digolongkan penjahat besar.
Kelak menurut kepercayaan dan keyakinan pengikut Nabi Besar Muhammad saw. bahwa Isa as. atau Yesus Kristus wafatnya tidak disalib, keyakinan itu sumbernya dari Firman Allah dalam An Nisa- QS. 4 – 157 dan di dalam An Nisa 158 Allah telah mengangkat Isa as. ketempat yang mulia.
Allah berfirman :
Ingatlah ketika Allah berfirman : “ Hai Isa ! Aku akan mematikanmu dan mengangkat derajadmu disisiKu, serta membersihkanmu dari tuduhan orang-orang kafir. Dan pengikut-pengikutmu akan Aku jadikan lebih mulia daripada orang-orang kafir sampai pada hari kiamat. Ke mudian kepadaKu-lah tempat kembalimu. Nanti akan Aku beri keputusan kepadamu tentang persoalan yang kamu perselisihkan itu. “( Q. S. 3/Ali Imran - 55 )
Adapun orang-orang kafir itu, nanti akan Kusiksa dengan siksaan yang berat didunia dan di akhirat. Dan tidak ada orang yang dapat menolongnya. ( Q. S. 3/ Ali Imran – 56 )
Tetapi orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat ganjaran sepenuhnya. Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Q. S. 3 – Ali Imran – 57)
Demikianlah bukti-bukti kerasulan Isa yang kami bacakan kepadamu dalam Al Qur’an. Q. S. 3 – 58.
2. Keingkaran manusia dimasa menjelang Muhammad saw.
Meskipun masa kehidupan Ibrahim as. dengan Nabi Besar Muhammad saw. jauh rentang waktunya, tetapi keduanya mempunyai hubungan sangat dekat, karena Ibrahim as. telah menanamkan sendi-sendi Islam sebagai Agama Samawi yang cinta pada tauhid dan tidak tergolong kaum musyrikin.
Allah berfirman :
Katakanlah ! : “ Maha benar apa yang di-firmankan Allah. Oleh karena itu ikutilah Agama Ibrahim yang cinta tauhid. Ia bukanlah ter-masuk orang-orang yang musyrik. ( Ali ‘Imran – Q. S. 3 – 95 ).
Melalui putranya Ibrahim as. yakni Ismail as. ialah orang yang pertama kali, menjadikan Mekah sebagai tempat tinggalnya kemudian bersama-sama dengan Ibrahim as. dibangunnya pula tempat peribadatan pertama kali untuk manusia yang sudah diberi berkah dan bimbingan semesta alam dan barang siapa yang memasukinya menjadi merasa aman.
Allah berfirman :
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat peribadatan/ibadah manusia ialah Baitullah ( Rumah Allah ) yang ada di-Bakkah (Mekah) yang selalu diberkati dan sebagai lambang serta petunjuk Manusia untuk alam semesta. (Q. S. 3 /Ali Imran– 96)
Allah berfirman :
Disitu terdapat bukti-bukti, yakni disitu terdapat tempat peribadatan Ibrahim dan barang siapa yang masuk kedalamnya, mereka merasa aman. Allah mewajibkan kepada Manusia untuk mengerjakan ibadah haji kerumah itu bagi yang mampu untuk kesana. Siapa yang ingkar sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu dari alam semesta. (Q. S. 3 /Ali Imran– 97)
Perkawinan Ismail as. dengan Putrinya Mudzadz bin ‘Amr dari kabilah Jurhum mempunyai dua belas anak dan merekalah merupakan cikal bakal Arab Musta’riba.
Arab Musta’riba adalah hasil perkawinan silang antara kabilah Jurhum (asalnya istri Ismail as.) dengan Arab al ‘Ariba masih keturunan Ya’rub ibn Qahtan, dan dari sinilah cikal bakal Kabilah Quraisy berasal.
Sedangkan Ismail as. adalah keturunan Ibrahim as. yang berasal dari Irak dan Palestina sedangkan ibunya Ismail as. (St. Hajar) berasal dari Mesir.
Sejak Ibrahim as. dan Ismail as. mendirikan Baitullah sebagai tempat peribadatan, Allah telah mengutus beberapa Nabi sebagai utusanNya, untuk mengingatkan Manusia agar beribadah kepadaNya.
Namun karena kesombongan Manusia, maka ajakan para utusan Allah untuk beribadah pada Allah swt. ditolak, dihina dan bahkan ada yang dibunuhnya.
Saat Ka’bah dibangun, waktu itu Mekah hanya dihuni oleh kabilah Amalekit dan Jurhum. Setelah Ismail as. menetap disana, barulah Mekah menjadi semakin berkembang menjadi ramai dikunjungi dan ditinggali oleh kabilah-kabilah lain tetapi sebelum dikuasai kabilah Qushay, Mekah masih terbelakang dalam segala hal.
Meskipun Ibrahim as. dan Ismail as. telah menanamkan sendi-sendi agama Samawi yang cinta kepada Tauhid dan telah pula diturunkan beberapa utusan Allah, untuk mengingatkan mereka agar kembali menyembah dan mengagungkan Asma Allah Yang Maha Esa, tetapi Manusia selalu kembali kepada agama purbakala yang percaya pada Paganisme yang beribadah dan menyembah kepada bintang-bintang, batu-batu baik yang sudah dibentuk menjadi berhala, perhiasan maupun yang tidak berbentuk, kemudian mereka meyakini bahwa batu-batu itu dari bintang-bintang langit dan dianggap bertuah.
Orang-orang Arab beranggapan menyembah hajar aswad (batu hitam) yang diletakkan di dalam Ka’bah masih belum cukup, sehingga mereka mengambil batu-batu lain yang berada didalam atau disekitar Ka’bah atau batu-batu gunung yang dianggap bertuah dan berkhasiat yang dapat menambah kekuatan dan keberhasilan mereka.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana asal mula rumah ibadah kepada Allah swt. (Baitulllah) di Mekah itu dikuasai oleh golongan penganut aliran Paganisme dan sejak kapan perpindahan Agama Ibrahim as. kepada golongan penganut aliran Paganisme sampai ketangan kabilah Quraisy (Kabilahnya Nabi Besar Muhammad saw.) yang juga berpaham atau beraliran Paganisme.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka Mekahpun mengalami perkembangan, menjadi semakin ramai dikunjungi orang, baik sekedar lewat atau beribadah di-Baitulllah maupun yang ingin menetap disana.
Karena yang menjadi pusat perhatian di Mekah waktu itu adalah Ka’bah, maka yang ingin menjadi penguasa atau yang ingin menguasai Ka’bah juga menjadi semakin banyak.
Rebutan ingin menjadi penguasa Ka’bah bukan saja terjadi diantara kabilah dengan kabilah, tetapi juga terjadi didalam kabilah-kabilah itu sendiri yang ingin menjadi penguasa Ka’bah.
Menjelang Nabi Besar Muhammad s.a.w. , Ka’bah tersebut dibawah kekuasaan Abd’l Muttalib ( Kakek Nabi Besar Muhammad s.a.w. )
Mekah dimana tempat beradanya Ka’bah sebagai rumah suci atau pusat peribadatan menjadi semakin maju dan ramai, akhirnya menimbulkan iri pada daerah-daerah lain, kemudian mereka beramai-ramai mendirikan rumah suci sebagai tempat beribadah yang menyamai Ka’bah di Mekah atau mereka bermaksud ingin menggantikan Ka’bah di Mekah agar memalingkan perhatian dari Ka’bah di Mekah ketempat mereka.
Bahkan Abraha yang menghiasi rumah sucinya di Yaman dibuat dan dihiyasi dengan barang-barang yang mewah dan mahal-mahal, untuk mengalihkan perhatian mereka dari Ka’bah di Mekah agar beralih ketempat suci yang mereka buat, tetapi usaha mereka tidak berhasil.
Orang yaman sendiri datang ke Ka’bah di Mekah, karena mereka berkeyakinan jika tidak berziarah dan beribadah ke Ka’bah di Mekah, maka ibadahnya tidak syah.
Oleh karena keyakinan orang-orang tidak berubah atau tidak berpaling dari Ka’bah di Mekah, maka Abraha sipenguasa Nagus itu bermaksud akan menghancurkan Ka’bah (Baitullah) di-Mekah itu ia mengirimkan pasukannya dengan naik Gajah dan waktu itu Ka’bah dikuasai oleh Abd’l Muttalib kakek Nabi Besar Muhammad saw.
Pasukan Abraha yang naik gajah untuk meng hancurkan Ka’bah tidak berhasil, karena pasukan gajah tersebut sebelum menghancurkan Ka’bah, telah diserang oleh wabah penyakit cacar*) dan bahkan Abraha sendiri mati karena terserang penyakit cacar itu juga.
*) penyakit cacar dalam Al Qur’an, dikiaskan sebagai ababil (serombongan burung) yang membawa batu panas.
Peristiwa itu kemudian dikenal dan dinamai oleh orang Arab sebagai Tahun Gajah ( 570 M ). dan diabadikan dalam Al Qur’an.
Peristiwa itu sendiri semakin memperkuat posisi Mekah sebagai kota suci dan menambah keyakinan orang-orang Arab atas berhala-berhala disekitar atau yang berada di Ka’bah itulah yang telah menyelamatkan dari bencana kehancuran Ka’bah.
Kebiasaan mereka minum-minuman keras, bermabuk-mabukan disekeliling Ka’bah semakin menjadi–jadi, berhala-berhala menjadi semakin banyak, kedzaliman semakin merajalela, kemerosotan moral tidak terbendung, tipu menipu, kebohongan dalam segala bidang merupakan hal yang biasa dalam kehidupan mereka, hubungan sex bebas, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis, tukar menukar pasangan maupun pergantian pasangan bukan barang tabu lagi bagi kehidupan di Mekah baik didalam Ka’bah maupun diluar lingkaran Ka’bah disaat itu.
3. Ingkarnya manusia dimasa Nabi Muhammad saw.
Setelah kaumnya Musa as. dimusnahkan dan sebagaian kecil yang diselamatkan karena mengikuti perintah Allah, maka Allah sudah tidak pernah lagi, mendatangkan adzab untuk membunuh atau memusnahkan suatu kaum, meskipun mereka ingkar kepadaNya.
Dengan tidak dimusnahkannya suatu kaum secara masal, bukan berarti sudah tidak ada lagi Manusia yang ingkar kepada Allah atau Allah tidak akan menurunkan adzab lagi kepada Manusia yang ingkar kepadaNya.
Keingkaran Manusia dizaman atau dimasa apa saja tetap ada, tetapi cara menghukumNya atau memberi adzab sudah sangat berbeda dengan masa-masa sebelum diutusnya junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw.
Orang Arab waktu itu masih menyembah berhala, batu-batuan baik yang berbentuk maupun tidak berbentuk yang dianggap keramat atau dikeramatkan sendiri oleh mereka.
Tiap bulan Ramadhan mereka mengikuti kebiasaan agama nenek moyangnya selalu mengasingkan diri dan bertapa mencari kesunyian dan ketenangan batin di Gua Hira.
Demikian juga dengan Muhammad sebelum memperoleh wahyu Allah ia juga membiasakan diri menyepi di gua Hira tersebut dengan membawa bekal yang cukup sampai habisnya bulan Ramadhan.
Muhammad adalah seorang pemuda yang kritis, cerdas dan jujur serta berperilaku santun sehingga banyak orang hormat dan simpati kepadanya.
Allah-pun juga mempercayakan kepada Muhammad untuk menjadi UtusanNya, kemudian diturunkanlah Firman-FirmanNya kepada Muhammad untuk disampaikan kepada Manusia yang sesat jalannya, agar akhlaqnya menjadi baik dan berjalan dijalan yang lurus.
Muhammad saw. menyebarkan wahyu Allah dengan santun dan penuh dengan ajakan perdamaian, karena kesantunan Muhammad saw. dan ajakan penuh dengan kedamaian dalam menyebarkan agama barunya, maka tak heran akhirnya agama Islam berkembang dengan pesat dan banyak pengikutnya.
Perang yang berkembang di-jaman Muhammad saw. bukan dalam rangka menyebarkan atau mengembangkan Agama Islam, melainkan terpaksa dilakukan untuk membela diri dalam menegakkan agama Allah.
Meskipun perang waktu itu merupakan kebiasaan orang Arab untuk mencapai atau untuk memperoleh apa yang diinginkan, tetapi Muhammad saw. dalam mengembangkan agama Islam tidak dengan cara perang, melainkan dengan cara damai dan santun serta menarik simpati masyarakat non Islam supaya masuk menjadi pemeluk Islam.
Perang yang sekarang dikenal dengan perang Jihad itu dilakukan dalam hal membela agama jika kondisinya benar-benar dalam keadaan terancam keselamatan jiwanya dalam menja lankan ibadah kepada Allah.
Jika jiwanya tidak dalam keadaan terancam, maka umat Islam tidak diperbolehkan untuk menyerang siapapun.
Jangankan dengan sesama Manusia, bahkan dengan binatangpun jika jiwanya tidak terancam maka tidak boleh mengganggunya.
Muhammad saw. tidak pernah mengancam, menyerang atau memaksa org untuk memeluk agama Islam, karena Allahpun melarang untuk berbuat demikian.
Tidak ada paksaan dalam beragama, mau beriman silahkan tidak berimanpun silahkan, tugas Muhammad saw. hanyalah menyampaikan Firman Allah.
Firman Allah semuanya untuk memperbaiki akhlaq Manusia. Allah tidak akan mengirimkan utusannya jika Manusia tidak terlalu rusak akhlaqnya.
Demikian juga dengan diutusnya Muhammad s.a.w. juga mendapat tugas memperbaiki akhlaq Manusia yang telah rusak.
Seperti Rasul-Rasul lainnya, Muhammad saw. pun memperoleh perlakuan yang sama, iapun dihina dan dicaci maki, bahkan dimusuhi akan dibunuh oleh kabilahnya sendiri yakni kabilah Quraisy dan bahkan pamannya sendiri Abu La hab. ia paling keras memusuhinya. Karena me rasa Islam agama yang diajarkan Muhammad saw. dianggap ancaman bagi agama nenek moyang mereka.
Semua Nabi dan Rasul selalu mengajarkan agama Samawi yang cinta Tauhid, tetapi selalu diselewengkan oleh manusia setelah ditinggal oleh Nabinya atau Rasulnya.
Karena itu Muhammad saw. menolak ketika diminta menunjukkan bagaimana wajah Allah dan mukjizat yang diberikan kepadanya, untuk menunjukkan jika ia benar-benar seorang utusan Allah.
Jawab Muhammad saw. :
Andaikan aku dapat memenuhi segala apa yang kau minta, engkaupun akan ingkar kembali setelah itu, sebagaimana umat Rasul-Rasul yang pernah ada.
Untuk itu Al Qur’an inilah Mukjizat yang akan menuntunmu kejalan yang lurus, bagimu yang mempercayainya.
Allah berfirman :
Al Qur’an ini adalah sebuah kitab yang ditu runkan kepadamu, agar dengan kitab ini kamu dapat memberi peringatan kepada bangsamu dan seluruh manusia serta memberi pelajaran kepada orang-orang yang beriman. (Q. S. 7 - 2 )
Percaya atau meyakini Al Qur’an tidak dapat dipaksakan kepada siapapun juga, meskipun kepada orang terdekat sekalipun. Allah tidak pernah memerintahkan kepada para Rasul dan Nabi, untuk memaksakan agar mereka beriman kepada-Nya.
Tugas Nabi dan Rasulullah hanyalah menyampaikan Firman-Firman Allah, mengajak secara damai untuk menyembahNya serta berbuat kebajikan dimuka bumi ini, untuk baik kepada Allah, baik kepada sesama Manusia , baik kepada seluruh makhluk ciptaan Allah, kecuali setan karena jelas musuh Manusia.
Tetapi Manusia selalu ingkar kepada Allah dan Allah selalu mengingatkan Manusia lewat utusanNya, tetapi seluruh utusan Allah gagal semua untuk mengajak Manusia kejalan yang lurus karena kesombongnya.
Kiranya Allah telah mulai bosan melihat perilaku manusia yang bangga dengan perbuatan dosanya dan selalu ingkar kepadaNya, maka Allah memutuskan bahwa Muhammad saw. adalah utusanNya yang terakhir.
Namun oleh karena Allah telah berjanji kepada Ibrahim as. lewat Malaikatnya sewaktu akan melenyapkan kaum Luth as, jika sekiranya masih ada sepuluh saja orang yang beriman kepadaNya, maka Allah tidak akan melenyapkan Kaum itu.
Kiamat kelak datang, karena di Bumi ini sudah tidak ada lagi orang yang beriman kepada Allah atau orang yang beriman kepada Allah kurang dari sepuluh orang.
4. Keingkaran manusia setelah wafatnya Muhammad saw.
Dengan wafatnya Muhammad saw., maka Allah telah menganggap bahwa Al Qur’an sudah sempurna dan tidak perlu disempurnakan lagi.
Karena itu Allah melarang siapapun tidak boleh mengurangi atau menambah perintahNya maupun laranganNya, menambah atau mengurangi yang dihalalkan maupun yang diharamkan sebagaimana yang dilakukan oleh pemuka-pemuka agama kaum Fir’aun dan orang-orang purbakala.
Allah berfirman :Telah cukup sempurna Firman Tuhanmu, penuh berisi kebenaran dan keadilan. Tidak seorangpun yang boleh merubah*) kalimat Firman FirmanNya. Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. (Q. S. 6 - Al An’aam – 115)
Allah berfirman :
Sampaikanlah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari kitab Tuhan-mu.**) Siapapun tidak boleh merubah*) kalimat-kalimat Firman- Nya dan engkau tidak akan mendapat tempat berlindung selain dari padaNya. (Q. S. 18 - Al Kahfi – 27).
* ) Merubah = Mendustakan, yakni menambah atau mengurangi yang diperintah maupun yang dilarang, menambah atau mengurangi apa-apa yang dihalalkan maupun apa-apa yang diharamkan, artinya menghilangkan apa yang ada atau mengadakan yang tidak ada, Firman-firmannya Allah.
**) Lembaran – lembaran Nabi, Zabur,
Taurat, Injil, Al Qur’an dll.
Sepeninggal Muhammad saw. ternyata kaumnya tidak berbeda dengan kaum Rasul-Rasul yang lainnya, sifat ingkar kepada Allah dan tidak mentaati RasulNya juga melanda kaumnya Muhammad saw.
Kebohongan fitnah dan kemunafikan selalu muncul tatkala Manusia mulai memperebutkan kekuasaan dan harta.
Pengikut-pengikut Muhammad saw. menghujat Kaum Yahudi, karena dinilai telah banyak merubah atau mendustakan Firman-Firman Allah didalam Tauratnya Musa as. dan Injilnya Isa as.
Tetapi sifat-sifat penganut-penganut Muhammad saw. sendiri tidak berbeda dengan Kaum Yahudi, juga melakukan perbuatan menambah atau mengurangi Firman-Firman Allah, serta tidak mentaati Muhammad saw. sebagai Nabi atau RasulNya.
Perebutan kekuasaan, saling bunuh membunuh, saling berbohong, saling memfitnah, saling merendahkan satu sama lainnya.
Untuk memperoleh pengaruh, mereka menulis yang menurut mereka adalah ucapan dan perbuatan Muhammad saw. dengan kapasitas sebagai Rasulullah. Kemudian tulisan tersebut sekarang dikenal dengan hadis. Menurut mereka sumber tulisannya diperoleh dari orang-orang terdekat dengan Muhammad saw.
Mereka yang kalah dalam perebutan kekuasaan, hadisnya kemudian dikatakan sebagai hadis palsu, sedangkan yang menang menyatakan bahwa hadisnyalah yang asli (shahih) dan dengan berbagai dalih dikemukakan untuk memperkuat hadis mereka.
Dengan menggunakan hadis sebagai dalil-dalilnya dan menyitir sedikit Firman Allah yang telah dirubahnya dan disesuaikan dengan misinya maka kemudian timbulah berbagai-bagai aliran (Madzab) didalam Islam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar